Sunday, November 27, 2011

Menang Event

Dari beberapa game yang saya mainin sejak SD, SMP dan SMA sampai sekarang kuliah mungkin rohan salah 1 yang berkesan karena awalnya bermain Rohan hanya iseng2 dan diajakin tmn katanya si seru, jadi ya coba aja main2 ternyata lumayan juga untuk MMORPG.
Saya sendiri main itu juga gak 24jam didepan komputer, tetapi karena ada BOTnya jadi komputer yang 24jam, menyerang otomatis 24jam dll hanya saja tidak didepan komputer 24jam haha.
Sampai suatu saat menerima telp dari LYTO katanya menang event open beta, awalnya si ga percaya tapi bsk2nya selang beberapa hari di telp lagi katanya nanti dimasukin website nah setelah muncul di web baru deh percaya dan katanya nanti dihubungi lagi untuk selanjutnya.
Sampai kalau tidak salah 2minggu kemudian dihubungi lagi katanya bulan2 desember 2009 (kalau seingat saya tanggal segitu haha) disuru dtg ke TA (Mall Taman Anggrek) ke GameOn TA jam 10 siang. Ya saya kesana datang agak siang2an karena biasanya si agak telat jadi dari rumah jam 10 baru berangkat hehe. Sampai sana jam 11an ternyata benar katanya orangnya masih dijalan, ya karena disana GameOn jadi main sebentar disana dan benar jam 12an orgnya dtg, disana si enggak lama cuma foto dgn stand2 rohan dgn hadiahnya baru pulang.
Dan inilah hadiahnya.


anyway thanks LYTO


Golden Gate Kalimantan itu tinggal cerita


Tim SAR masih berupaya melakukan pencarian korban di sekitar Jembatan Kutai Kartanegara yang rubuh, Sabtu (26/11) kemarin. Jembatan berjuluk 'Golden Gate' Kalimantan itu kini tingal cerita. Padahal, jembatan Kutai Kartanegara menjadi salah satu objek wisata yang banyak dikunjungi.

Jembatan yang selesai dibangun tahun 2001 ini, memang selalu menarik untuk dikunjungi karena keindahan alam yang terhampar di sekitarnya. Dari situs resmi Kabupaten Kutai Kartanegara yang dikunjungi, Minggu (27/11/2011), jembatan ini adalah jembatan gantung terpanjang di Indonesia.

Jembatan Kutai Kartanegara merentang panjang sejauh 710 meter di atas aliran Sungai Mahakam. Masyarakat memanfaatkan jembatan ini sebagai sarana penghubung antara Kota Tenggarong menuju Kota Samarinda.

Jembatan Kartanegara menyerupai Golden Gate yang berada di San Fransisco, Amerika Serikat, sehingga banyak juga yang menjulukinya sebagai Golden Gate-nya Kalimantan.

Dari atas jembatan, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan yang indah, yakni hamparan sebuah pulau kecil yang memisahkan Kota Tenggarong dan Kecamatan Tenggarong Seberang, yaitu Pulau Kumala. Sebuah pulau yang telah disulap menjadi kawasan wisata rekreasi yang banyak diminati oleh wisatawan lokal maupun mancanegara.

Selain itu, di kawasan Jembatan Kutai Kertanegara ini juga terdapat Jam Bentong yang merupakan sebuah tugu dengan taman yang asri dan indah. Tak jauh dari jembatan, ada sarana olahraga panjang tebing yang bisa dipakai oleh siapa saja.

Biasanya, jembatan selalu dipenuhi pengunjung pada sore hari untuk menikmati keindahan Jembatan Kutai Kartanegara, serta memandang Pulau Kumala dari kejauhan. Tak heran, banyak warga yang senang menghabiskan waktu di atas jembatan ini. Namun, aktivitas itu tidak bisa dilakukan kembali, menyusul rubuhnya jembatan tersebut. 4 Orang tewas dan 29 orang terluka dalam kejadian itu.
 

Sejarah Lambang Garuda

Sewaktu Republik Indonesia Serikat dibentuk, Sultan Hamid II diangkat menjadi Menteri Negara Zonder Porto Folio dan selama jabatan menteri negara itu ia ditugaskan Presiden Soekarno merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang negara.Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, Ki Hajar Dewantoro, M. A. Pellaupessy, Mohammad Natsir, dan RM Ngabehi Purbatjaraka sebagai anggota. Panitia ini bertugas menyeleksi usulan rancangan lambang negara untuk dipilih dan diajukan kepada pemerintah.

Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku “Bung Hatta Menjawab” untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Terpilih dua rancangan lambang negara terbaik, yaitu karya Sultan Hamid II dan karya M. Yamin. Pada proses selanjutnya yang diterima pemerintah dan DPR adalah rancangan Sultan Hamid II. Karya M. Yamin ditolak karena menyertakan sinar-sinar matahari dan menampakkan pengaruh Jepang.
Setelah rancangan terpilih, dialog intensif antara perancang (Sultan Hamid II), Presiden RIS Soekarno dan Perdana Menteri Mohammad Hatta, terus dilakukan untuk keperluan penyempurnaan rancangan itu. Terjadi kesepakatan mereka bertiga, mengganti pita yang dicengkeram Garuda, yang semula adalah pita merah putih menjadi pita putih dengan menambahkan semboyan “Bhinneka Tunggal Ika”.

INILAH LAMBANG PERTAMA GARUDA
Pada tanggal 8 Februari 1950, rancangan final lambang negara yang dibuat Menteri Negara RIS, Sultan Hamid II diajukan kepada Presiden Soekarno. Rancangan final lambang negara tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi untuk dipertimbangkan, karena adanya keberatan terhadap gambar burung garuda dengan tangan dan bahu manusia yang memegang perisai dan dianggap bersifat mitologis.
Sultan Hamid II kembali mengajukan rancangan gambar lambang negara yang telah disempurnakan berdasarkan aspirasi yang berkembang, sehingga tercipta bentuk Rajawali – Garuda Pancasila dan disingkat Garuda Pancasila. Presiden Soekarno kemudian menyerahkan rancangan tersebut kepada Kabinet RIS melalui Moh Hatta sebagai perdana menteri.
AG Pringgodigdo dalam bukunya “Sekitar Pancasila” terbitan Departemen Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya dalam Sidang Kabinet RIS. Ketika itu gambar bentuk kepala Rajawali Garuda Pancasila masih “gundul” dan “’tidak berjambul”’ seperti bentuk sekarang ini.
Inilah karya kebangsaan anak-anak negeri yang diramu dari berbagai aspirasi dan kemudian dirancang oleh seorang anak bangsa, Sultan Hamid II Menteri Negara RIS. Presiden Soekarno kemudian memperkenalkan untuk pertama kalinya lambang negara itu kepada khalayak umum di Hotel Des Indes, Jakarta pada 15 Februari 1950.

 INILAH LAMBANG KEDUA GARUDA

Penyempurnaan kembali lambang negara itu terus diupayakan. Kepala burung Rajawali Garuda Pancasila yang “gundul” menjadi “berjambul” dilakukan. Bentuk cakar kaki yang mencengkram pita dari semula menghadap ke belakang menjadi menghadap ke depan juga diperbaiki, atas masukan Presiden Soekarno. Tanggal 20 Maret 1950, bentuk akhir gambar lambang negara yang telah diperbaiki mendapat disposisi Presiden Soekarno, yang kemudian memerintahkan pelukis istana, Dullah, untuk melukis kembali rancangan tersebut sesuai bentuk akhir rancangan Menteri Negara RIS Sultan Hamid II yang dipergunakan secara resmi sampai saat ini.

INILAH LAMBANG KETIGA GARUDA




 
Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara di mana lukisan otentiknya diserahkan kepada H. Masagung, Yayasan Idayu Jakarta pada 18 Juli 1974. Sedangkan Lambang Negara yang ada disposisi Presiden Soekarno dan foto gambar lambang negara yang diserahkan ke Presiden Soekarno pada awal Februari 1950 masih tetap disimpan oleh Kraton Kadriyah, Pontianak. Dari transkrip rekaman dialog Sultan Hamid II dengan Masagung (1974) sewaktu penyerahan berkas dokumen proses perancangan lambang negara, disebutkan “ide perisai Pancasila” muncul saat Sultan Hamid II sedang merancang lambang negara. Dia teringat ucapan Presiden Soekarno, bahwa hendaknya lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara.

INILAH GAMBAR TERAKHIR GARUDA
 

Kepemimpinan Dalam Organisasi

Kepemimpinan dalam organisasi adalah yang mana mempunyai tugas bagaimana kita bisa menjadikan sebuah organisasi itu menjadi suatu yang solid.
Tipe-tipe dalam kepemimpinan, yaitu:
-Tipe Otokratik yaitu tipe seorang pemimpin yang egois dan otoriter.
-Tipe Paternalistrik yaitu pemimpin yang hanya terdapat dilingkungan tradisional.
-Tipe Kharismatik yaitu pemimpin yang mempunyai daya tarik sendiri pada pemimpin tersebut sehingga menimbulkan simpati tersendiri kepada organisasinya.
-Tipe Laissez Faire yaitu pemimpin yang berpandangan bahwa organisasinya akan berjalan secara lancar karena anggotanya yang terdiri dari orang-orang dewasa yang sudah memiliki tujuan organisasi.
-Tipe Demokratis yaitu pemimpin yang disegani bukan ditakuti karena melakukan dengan cara manusiawi dan menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia.

Dibalik tipe-tipe kepemimpinan dalam organisasi, terdapat pula teori-teori yang dilakukan oleh seorang pemimpin, yaitu:
-Teori Genetic yaitu teori yang mengatakan bahwa seorang pemimpin akan dilahirkan dengan bakat pemimpin.
-Teori Sosial yaitu teori yang mengatakan bahwa setiap orang akan menjadi pemimpin apabila diberi pendidikan dan kesempatan untuk itu.
-Teori Ekologis yaitu teori yang mengatakan seseorang hanya dapat menjadi pemimpin yang baik apabila waktu lahirnya telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan, bakat dimana kemudian dikembangkan melalui pendidikan yang teratur dan pengalaman-pengalaman yang memungkinkannya.