Thursday, October 14, 2010

Penduduk, Masyarakat, Kebudayaan

Posted on 6:47:00 PM by Panji Pangestu

1) Menjelaskan Dinamika Penduduk

Jumlah penduduk pada suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian dan migrasi atau perpindahan penduduk. Perubahan keadaan penduduk tersebut dinamakan dinamika penduduk.
Dinamika atau perubahan penduduk cenderung kepada pertumbuhan. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk suatu daerah atau negara. Jumlah penduduk suatu negara dapat diketahui melalui sensus, registrasi dan survei penduduk. Jumlah penduduk Indonesia sejak sensus pertama sampai dengan sensus terakhir jumlahnya terus bertambah. Sensus pertama dilaksanakan pada tahun 1930 oleh pemerintah Hindia Belanda. Sedangkan sensus yang pernah dilakukan oleh pemerintah Indonesia adalah pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990 dan yang terakhir 2000. Sensus di Indonesia dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan waktu pelaksanaan sensus di Indonesia diadakan sepuluh tahun sekali.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dinamika Penduduk

Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu yaitu bertambah atau berkurang. Dinamika penduduk atau perubahan jumlah penduduk dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu :

  • Kelahiran (natalitas)
  • Kematian (mortalitas)
  • Migrasi (perpindahan)
sumber: KLIK DISINI

2) Tiga Piramid Penduduk

Ada tiga jenis struktur penduduk :

   1. Piramida Penduduk Muda Bentuk Limas (Expansive)
   2. Piramida Stationer Bentuk Granat
   3. Piramida Penduduk Tua Bentuk Batu Nisan (Constructive)

*SUMBER SUB MATERI BLOG
Sumber : KLIK DISINI

3) Penjelasan 3 Piramid Penduduk

Berdasarkan komposisinya Pyramid penduduk dibedakan atas :
- Piramid Penduduk Muda, yaitu penduduk dalam pertumbuhan, alasannya lebih besar dan ujungnya runcing, jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian.
- Piramid Penduduk Tua, yaitu piramida pendduk yang menggambarkan penduduk dalam kemunduran, pyramid ini menunjukkan bahwa penduduk usia muda jumlanya lebih kecil dibandingkan dengan penduduk dewasa, hal ini menjadi masalah karena jika ini berjalan terus menerus memungkinkan penduduk akan menjadi musnah karena kehabisan. Disini angka kelahiran lebih kecil dibandingkan angka kematian.
- Piramid Stasioner, disini keadaan penduduk usia muda, usia dewasa dan lanjut usia seimbang, pyramid penduduk stasioner ini merupakan idealnya keadaan penduduk suatu Negara.

Sumber: KLIK DISINI



Studi Kasus.

Jakarta - Beberapa tahun lalu masyarakat sedikit dibuat tersenyum dengan kebijakan pemberlakuan cuti bersama yang sempat membuat hari libur cukup banyak dinikmati para pekerja Indonesia. Semangat kebijakan tersebut adalah efisiensi kerja dan penataan irama kerja. Tetapi, ternyata ada implikasi ekonomi yang dari perspektif tertentu memberikan pengaruh positif bagi kualitas pertumbuhan ekonomi yaitu implikasi pada pemerataan ekonomi.

Masa libur cenderung membuat masyarakat perkotaan untuk menghabiskan cutinya di tempat-tempat rekreasi, kampung halaman, wisata di pedesaan berudara bersih, belanja, wisata kuliner bersama keluarga, dan lain sebagainya. Kecenderungan ini membuat ada aliran yang dana yang cukup signifikan dari daerah urban ke daerah pedesaan atau satelit kota. Alokasi sumber daya akan menjadi lebih merata dan efisien. Perkotaan sebagai pusat industri dan kapital dapat melakukan saluran sumber dayanya ke pedesaan dengan cukup efektif.

Kecenderungan ini pula sebaiknya dimanfaatkan pemerintah-pemerintah daerah dalam mengembangkan potensi pedesaannya menjadi tempat-tempat tujuan liburan dengan berbagai bentuk kelebihan pelayanannya. Dari wisata desa yang menjual gaya hidup desa dengan aktivitas bertani, menggembala hewan, atau membuat tembikar sampai dengan menjadi tempat rehat dengan nuansa desa yang menarik bagi penduduk urban, atau sekedar menjadi tempat transit menarik sekedar merasakan kuliner-kuliner unik pedesaan.

Di samping itu, konsep "menjual" pedesaan kepada penduduk urban dapat dilakukan dengan mengintegrasikan potensi desa yang ada. Misalnya banyaknya pesantren di suatu daerah sepatutnya dapat menawarkan wisata rohani bagi masyarakat kota yang sibuk dengan urusan bisnisnya. Atau bahkan berkelanjutan pada pembinaan rohani yang berkesinambungan setelah itu. Inovasi konsep-konsep jualan itu harus dimiliki pemerintah daerah dari tingkat desa, kecamatan, kabupaten, atau bahkan tingkat provinsi.

Pemerintah daerah juga sebaiknya mulai sadar bahwa pengembangan desa tidak melulu memaksa masyarakat desa menjadi petani menggarap lahan atau program transmigrasi. Tetapi, juga dapat menjadi tempat "belanja" penduduk urban. Konsep ini harus terus dieksplorasi sehingga betul-betul hubungan mutualisma kota dan desa dapat tercipta.

Dengan begitu kondisi infioritas pedesaan atau superioritas perkotaan tidak terjadi. Dan, yang terpenting adalah (sedikit banyak) terjawabnya masalah klasik ekonomi yaitu pemerataan ekonomi. Pada akhirnya konsep transmigrasi yang saat ini dominan bersifat memaksa berubah menjadi sukarela.

Pada intinya strategi pemerataan ekonomi ini muncul dari keyakinan bahwa pasar adalah jantung ekonomi. Upaya mempertemukan kekuatan permintaan dan penawaran menjadi pedoman dalam memakmurkan ekonomi. Dan, mempertemukan permintaan masyarakat urban dengan potensi ekonomi (sekaligus sosial) pedesaan merupakan bentuk pasar modern yang implikasinya sangat positif. Baik secara ekonomi maupun interaksi dan harmonisasi sosial.

Oleh sebab itu kebijakan cuti bersama pada waktu-waktu tertentu sebenarnya patut difikirkan ulang dan dikelola dengan baik agar tidak menekan produktivitas industri perkotaan. Tetapi, mampu dijadikan instrumen kebijakan dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan. Khususnya pemerataan ekonomi.

Kebijakan waktu cuti tidak harus sama antara satu daerah dengan daerah lain. Mengingat karakteristik perkotaan dan pedesaan antara satu daerah dengan daerah lain juga berbeda kondisinya.

Selanjutnya jika pasar ini berkembang upaya-upaya yang kemudian dilakukan adalah meningkatkan kualitas hubungan mutualisma kota dan desa. Baik dari sisi pendidikan, kebudayaan, dan lain sebagainya. Atau meningkatkan hubungan mutualisma tadi tidak sekedar pada hubungan yang terjadi pada waktu-waktu liburan atau akhir pekan. Tetapi, hubungan yang lebih langgeng berkelanjutan. Seperti menjadikan pedesaan sebagai basis pendidikan sekolah menengah yang menggunakan konsep boarding (asrama).

Indonesia kaya dengan beragam potensi ekonominya. Besarnya populasi dan luasnya wilayah Indonesia yang mencerminkan besarnya pasar yang dimilikinya. Oleh sebab itu eksplorasi perekonomian domestik harus terus dilakukan dalam rangka mewujudkan kemandirian ekonomi dan ketahanan perekonomian domestik. Indonesia sudah sepantasnya mendapatkan kondisi perekonomian yang mapan dan terdepan dibandingkan negara serantaunya.

Sumber Studi Kasus : DISINI 

OPINI: 
menurut saya kebijakan pemerintah tentang cuti bersama sangat berdampak positif, selain mengurangi kemacetan dikota2 besar, pedesaan dan tempat rekreasi pun bisa menjadi alternatif lain. dimana itu sendiri bisa menambah nilai pendapatpan untuk desa atau tempat tersebut, dilain pihak kota besar pun akan berkurang kendaraan2 karena hari cuti bersama tersebut. 

No Response to "Penduduk, Masyarakat, Kebudayaan"

Leave A Reply