Friday, November 26, 2010

Mayarakat Perkotaan dan Pedesaan

Posted on 7:02:00 AM by Panji Pangestu

1. Hubungan desa dan kota


Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang terpisah satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar di antara keduanya terdapat hubungan yang erat, bersifat ketergantungan, karena di antara mereka saling membutuhkan. Kota tergantug pada desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan bahan-bahan pangan seperti beras, sayur-mayur, daging dan ikan. Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis pekerjaan tertentu di kota, misal buruh bangunan dalam proyek-proyek perumahan, pembangunan atau perbaikan jalan, dan lain-lain.

Sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan oleh orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat, pembasmi hama pertanian, minyak tanah, obat-obatan dan alat transportasi. Kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang menlayani bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa, misalnya di bidang medis, montir, elektronika dan alat transportasi. Serta tenaga untuk peningkatan hasil pertanian, peternakan ataupun perikanan darat.
 
2. Aspek positif dan aspek negatif
Kota secara internal, pada hakikatnya merupakan satu organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen, meliputi "penduduk, kegiatan usaha dan wadah" ruang fisiknya. Ketiganya saling berkait, pengaruh-mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan yang tidak seimbang antara ketiganya akan menimbulkan kondisi kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota harus mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.
 
3. 5 Unsur lingkungan perkotaan
-Wisma: Unsur yang merupakan bagian ruang kota yang digunakan untuk tempat berlindung untuk sekelilingnya dan untuk melakukan berbagai macam kegiatan sosial dalam keluarga
-Karya: Unsur yang merupakan syarat utama bagi eksistensi suatu kota, karena unsur ini merupakan jaminan bagi kehidupan masyarakat 
-Marga: Unsur yang merupakan ruang perkotaan yang berfungsi untuk menyelenggarakan hubungan dengan suatu tempat antara tempat lainnya di dalam kota (Hubungan Internal) atau di luar kota (Hubungan Eksternal) 
-Suka: Unsur ini merupakan bagian dari ruang perkantoran untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan fasilitas - fasilitas hiburan, rekreasi, pertamanan, kebudayaan dan kesenian. 
-Penyempurnaan: Unsur ini merupakan bagian yang penting bagi suatu kota, fasilitas, keagamaan, perkuburan kota, fasilitas pendidikan dan kesehatan, jaringan utulitas umum. 
 
STUDI KASUS:
Solusi Atasi Kemacetan Jakarta Bukan Soal Mal, Tapi Bangun Pedesaan  
 
Jakarta - Anggota Komisi II DPR Budiman Sudjatmiko menilai usulan memindahkan mal dan kampus dari Jakarta untuk mengatasi macet harus dipikirkan dengan serius. Berbagai dampak baik positif maupun negatif harus dipertimbangkan.

"Wacana ini harus dihitung dan diriset secara serius terlebih dahulu. Bagaimana biayanya? Apa dampak sosio kultur yang dapat terjadi? Berapa efektif ia akan mengurangi kemacetan di Jakarta?" kata Budiman saat dihubungi detikcom, Minggu (14/11/2010).

Dia menjelaskan, dalam membuat kebijakan, apalagi menyangkut masyarakat banyak, harus hati-hati. "Dan untuk itu saya rasa sains dapat dijadikan panduan," tambahnya.

Budiman justru menawarkan solusi lain. Kalau tujuannya untuk mengurangi kemacetan, mekanisme lain bisa dipakai. "Kita tahu bahwa salah satu alasan kemacetan Jakarta adalah karena Jakarta dianggap jadi gula yang menarik orang-orang untuk datang," tuturnya.

Karena itu, Jakarta sebagai 'gula' terbesar di republik ini, di mana sebagian besar (70 persen) uang di negeri ini beredar Jakarta, untuk mengurangi kemacetan maka 'gula-gula' itu harus mulai didistribusikan.

"Yakni secara lebih proporsional ke daerah, di antaranya adalah dengan mengalokasikan setidaknya 10 persen dari APBN kita untuk membangun wilayah perdesaan. Dengan demikian akan mengurangi urbanisasi angkatan kerja dari desa, karena mereka bisa juga mencari
nafkah secara lebih terjamin di desa mereka," tuturnya.

Cara itu, lanjut Budiman akan menjadi cara jitu dan lebih ampuh untuk mengurangi beban kemacetan kota. "Memindahkan mal atau kampus ke luar kota hanya menyelesaikan persoalan di permukaan saja, belum akarnya," tutupnya.

Sebelumnya mantan Menteri Lingkungan Hidup Emil Salim mengusulkan agar mal dan kampus dipindahkan keluar Kota Jakarta. Emil mmberi contoh kota di AS, Washington DC, di sana mal tidak terdapat di dalam kota.

"Mal terdapat beberapa mil dari kota, jadi penduduk Washington kalau mau ke mal harus berkendara ke luar kota," kata Emil saat dihubungi detikcom.

Selain mal, demikian juga kampus. Sebagai contoh yakni UI, seandainya di kawasan Salemba masih terdapat kampus, bisa dibayangkan macet yang terjadi. Dia menyarankan kampus-kampus di Jakarta dipindahkan ke luar kota ke kawasan Jabodetabek atau Karawang.
 
sumber: http://www.detiknews.com/read/2010/11/14/173446/1494039/10/solusi-atasi-kemacetan-jakarta-bukan-soal-mal-tapi-bangun-pedesaan   
 
opini:
Saya sangat setuju dengan pendapat bapak Budiman, dimana jangan hanya membangun mal2 besar dijakarta, melainkan relokasikan APBN untuk pedesaan. karena jika dikota2 besar hanya terdapat mall, itu akan membuat kemacetan bertambah, dan tingkat urbanisasi dari desa ke kota tiap tahunnya akan meningkat terus, maka lama kelamaaan akan membuat macet total melebihi jumlah seharusnya.  

1 Response to "Mayarakat Perkotaan dan Pedesaan"

.
gravatar
Cygnus Says....

... yups nice post bro !
setelah baca2 tulisan di atas,
saat ini saya rindu pedesaan.

Leave A Reply