Sunday, March 11, 2012

Struktur Pasar

Posted on 10:16:00 PM by Panji Pangestu

Pengertian dan Asumsi Pasar Persaingan Sempurna
    Pasar persaingan sempurna didefinisikan sebagai suatu keadaan pasar dimana terdapat banyak pembeli dan banyak penjual dan barang yang dipergadangkan adalah homogen. Dalam definisi ini terkandung dua asumsi dasar, yaitu asumsi homoginitas produk mempunyai makna bahwa produk yang dihasilkan oleh perusahaan sejenis, tidak dapat dibedakan satu dengan yang lainnya, baik dari aspek teknis maupun pelayanan.

Kesempatan Perusahaan Jangka Pendek
    Keseimbangan perusahaan pada dasarnya menggambarkan perusahaan berada dalam kondisi laba maksimum, yaitu kondisi dimana perusahaan mencapai tingkat produksi optimum. Untuk mencapai tingkat produksi optimum atau yang paling mengungkan, perusahaan harus memenuhi dua syarat, yaitu: 1. Syarat keharusan (necessary condition) dan 2. Syarat kecukupan (sufficient condition)

Kondisi Laba Murni “Positif”
            Laba murni merupakan surplus atau defisit dari total revenue atau total cost. Terjadi surplus penerimaan apabila total revenue lebih besar daripada total cost, yang dalam konteks ini disebut laba murni “positif”. Sebaliknya, akan terjadi defisit penerimaan apabila total revenue lebih kecil dari total cost, yang disebut laba murni “negatif”.



Kondisi Laba Murni “Negatif”
            Grafik 1.5 menunjukan bahwa titik keseimbangan perusahaan berada dititik e. Dari titik ini ditarik sebuah garis kesumbu horizontal dititik Q* dan garis ini memotong kurva AVC dititik e’.
 (1.5)

            Dengan demikian, pada tingkat kuantitas 0Q*, besarnya TR, TC, VC, FC, dan laba murni adalah:
  1. ·         Total Revenue (TR) sama dengan 0-P-e-Q*;
  2. ·         Total Cost (TC) sama dengan 0-c’-e”-Q*;
  3. ·         Variabel Cost (VC) sama dengan 0-c-e’-Q*;
  4. ·         Fixed Cost (FC) adalah 0-c’-e”-Q* dikurangi 0-c-e’-Q* sama dengan c-c’-e”-e’;
  5. ·         Laba murni adalah TR dikurangi TC sama dengan P*-c’-e”-e.


Kondisi Laba Normal
            Sebagaimana telah diungkapkan diatas bahwa selain laba murni ada pula laba normal. Perusahaan akan memperoleh laba normal apabila TC sama dengan TR. Pada kondisi ini, tidak hanya seluruh VC tertutupi oleh TR tetapi juga seluruh FC. Dengan kata lain, laba normal akan diperoleh apabila biaya per unit sama dengan harga jual per unit. Titik e ini adalah titik dimana kurva MC memotong kurva MR, dimana MR = P (harga) dan kurva AC menyinggung kurva AR. Ini berarti bahwa pada tingkat produksi OQ*, besarnya biaya rata-rata sama dengan harga jual per unit, yakni sebesar Q*e atau 0P*, sehingga TC sama dengan TR sebesar 0-P*-e-Q*. Keadaan inilah yang disebut Laba normal.

No Response to "Struktur Pasar"

Leave A Reply